Minggu, 05 Juli 2020

Covid-19 Picu Perang Jamu Lawan Obat

Oleh: Gungde Ariwangsa SH

Pilih jamu atau obat? Pertanyaan yang mencuat saat wabah virus corona (Covid-19) makin mengganas dan telah menuntut korban jiwa di Indonesia. Pemicunya tentu pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengungkap khasiat jamu dan obat dalam menahan, menangkal dan bahkan menyembuhkan serangan virus mematikan itu. Lalu pilih yang mana?
    
Sungguh menggetarkan penyebaran dan serangan Covid-19. Indonesia yang semula tenang-tenang saja saat berbagai negara berjibaku menghadapi virus yang bermula dari Wuhan, China lalu menyerbu ke berbagai penjuru dunia itu akhirnya terserang juga. Penyebaran virus ini makin hari makin mengkhawatirkan karena tambah meluas sehingga yang terinfeksi dan korban yang meninggal terus bertambah.

Sampai Jumat (20/3/2020), menurut Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Corona, Achmad Yurianto,  terdapat 369 orang yang tercatat positif terjangkit Covid-19. Sebanyak 32 orang meninggal akibat dan 17 orang dinyatakan sembuh.

Data itu menempatkan Indonesia dalam posisi tertinggi dalam korban meninggal dunia akibat Covid-19 di kawasan Asia Tenggara setelah Filipina yang sudah menelan korban meninggal 14 orang. Sedangkan di Malaysia tercatat dua meninggal dan Thailand 1 orang. Di negara anggota ASEAN lainnya meskipun terinfeksi namun belum ada laporan meninggal.

Padahala bila dilihat dari kasus terinfeksi Covid-19, Indonesia berada di bawah Malaysia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan,  jumlah kasus infeksi Malaysia saat ini mencapai 673 orang. Singapura yang sudah terinfeksi 313 orang. Setelah itu Filipina mencatat 187 kasus infeksi, Thailand mencatat ada 212 kasus,  Vietnam 66 kasus, Brunei Darussalam 56 kasus, dan Kamboja 35 kasus.

Di dalam negeri sendiri, Jakarta tertinggi dalam kasus Covid-19 baik untuk korban meninggal maupun yang terinfeksi. Tercatat 18 korban meninggal berasal dari DKI Jakarta. Jawa Barat juga terbilang tinggi, yakni sebanyak 7 orang. Selain itu di Jawa Tengah ada 3 orang yang meninggal dunia, dan sisanya masing-masing 1 orang berasal dari Banten, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara.

Sedangkan untuk yang terinfeksi 215 orang dari Jakarta. Sedangkan di daerah lainnya, sebanyak 41 kasus positif Corona terdapat di Jawa Barat, 37 kasus di Banten, 15 kasus di Jawa Timur, 12 kasus di Jawa Tengah, 10 kasus di Kalimantan Timur, dan 4 kasus ditemukan di Bali serta Kepulauan Riau.

Selain itu di Sulawesi Tenggara ditemukan 3 kasus positif terjangkit virus Corona. Selanjutnya di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah terdapat masing-masing 2 kasus positif Corona. Begitu pun kasus Corona di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan, masing-masing terdapat 2 kasus.  Kemudian masing-masing satu kasus positif terkangkit virus Corona di Sulawesi Utara, Lampung, dan Riau.

Sejak Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus pertama positif Covid-19 di Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020), pemerintah baru menyatakan penyebaran Covid-19 sebagai bencana nasional, Sabtu (14/3/2020). Itu  setelah ada surat tegoran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang meminta Presiden Jokowi mendeklarasikan darurat nasional Covid-19, 10 Maret lalu. Upaya-upaya untuk menanggulangi penyebaran dan penyembuhan korban Covid-19 terus dilakukan.

Di tengah-tengah kekhawatiran dan kecemasan menghadapi serbuan Covid-19,  Jokowi menyatakan,  minum jamu menjadi cara untuk menangkal infeksi virus corona jenis baru itu. Jokowi dalam sebuah pernyataan yang di-posting di situs web pemerintah mengaku minum jamu campuran jahe merah, serai, kunyit dan temulawak hingga tiga kali sehari sejak Covid-19 menyebar di seluruh dunia.

Klaim pemimpin Indonesia ini dianggap telah memperkuat spekulasi bahwa ramuan herbal dapat melawan Covid-19. Namun, menurut laporan media, klaim bahwa jamu sebagai penangkal Covid-19 belum dapat dibuktikan.

Bukan itu saja. Dalam keterangannya Jumat (20/3/2020), Jokowi menyatakan sudah mendapatkan resep obat yang dapat menyembuhkan penyakit Covid-19. Ketika memberikan keterangan pers terkait kabar terkini wabah Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Jokowi menjelaskan, soal obat penyembuhan pasien yang terjangkit virus ganas itu. Obat itu sudah dicoba dan digunakan oleh satu sampai tiga negara. Hasilnya, bisa memberikan kesembuhan.

Jokowi menyebutkan obat itu Avigan dan Klorokuin (Chloroquine). Pemerintah sudah memesan obat-obat itu. Juga telah disiapkan mekanisme untuk distribusi obat tersebut. Obat-obat  ini sudah dicoba oleh 1,2,3 negara dan memberikan kesembuhan. Menyinggung tentang pendistribusian obat-obatan itu Jokowi menyatakan, sudah disiapkan mekanismenya.

Namun media juga melaporkan belum ada pengobatan atau vaksin yang bisa menyembuhkan Covid-19. Bahkan ada investor yang  memasang taruhan pada siapa yang akan menjadi yang pertama mengembangkan antivirus untuk Covid-19.

Jamu dan obat masih harus perang untuk membuktikan keampuhan dalam menangkal Covid-19. Perang yang pemenangnya tidak bisa diserahkan kepada kepentingan pasar mengingat menyangkut keselamatan manusia. Dibutuhkan keterangan lebih valid sehingga Covid-19 tidak menambah kepanikan.

Piliha mana jamu atau obat? Jangan biarkan masyarakat gamang. Sejatinya, di sinilah peran pemerintah dalam melindungi rakyat diuji dan dituntut.  ***

* Gungde Ariwangsa SH – wartawan suarakarya.id pemegang kartu UKW Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

YANG LEBIH LAMA