Oleh: Gungde Ariwangsa
Akankah angin perubahan benar-benar terwujud pada pemilihan
presiden (Pilpres) 2019? Atau malah kekuatan status quo yang tetap
bertahan? Rakyat Indonesia di seluruh pelosok Tanah
Air harap-harap cemas menantikan hasil Pilpres yang akan berlangsung Rabu
(17/4/2019).
Terutama bagi
para pendukung calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo dan Ma’ruf
Amin dan pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno. Duet Jokowi – Ma’ruf yang mendapat nomor urut
01 dapat dilambangkan sebagai kekuatan status quo mengingat di sini Jokowi
sebagai Presiden yang masih berkuasa. Sedangkan Prabowo bisa disebut sebagai
simbol kekuatan perubahan karena bertekad untuk menghadirkan pembaruan dalam
kepemimpinan nasional.
Bila Jokowi yang menang maka pemerintahan lima
tahun ke depan tidak akan banyak berubah gaya.
Meskipun ada perbaikan dalam beberapa hal namun alur pemerintahan tidak akan
jauh bebrbeda dari apa yang suda berlangsung sejak tahun 2014 lalu. Sedangkan
bila Prabowo yang terpilih maka dipastikan akan ada perubahan dalam
pemerintahan lima
tahun ke depan. Ada gaya berbeda dibandingkan dengan yang sudah
dirasakan selama empat setengah tahun ini.
Kemanakah pemilih yang berjumlah lebih dari 192 juta orang akan mengarah? Dari apa
yang tersaji selama delapan bulan masa kampanye tampaknya kemana arah angina
akan bertiup sudah bisa dirasakan. Membandingkan kehadiran dan militansi massa yang hadir dalam setiap kampanye dan juga penampilan
masing-masing kandidat dalam lima
kali debat kubu Prabowo lebih unggul dari pihak Jokowi.
Secara mengejutkan sejak dimulai hingga kampanye terbuka
berakhir, penampilan Prabowo dan Sandi mampu menyedot massa pendukung yang luar biasa. Hampir
setiap kampanye keduanya dihadiri oleh massa
yang membludak. Termasuk saat Prabowo berkampanye di kampong halaman Jokowi di
Solo.
Yang menarik lagi, massa
yang hadir tampak begitu bergairah dan militan memberikan dukungan kepada
Prabowo maupun Sandi. Ada
yang hadir dari tempat yang jauh dari lokasi kampanye. Kemudian mereka hadir
dengan rela mengeluarkan biaya sendiri. Bahkan sampai ada yang memberikan
sumbangan dana kepada Prabowo maupun Sandi.
Pemberian
sumbangan secara spontan dan sporadis ini berasal dari berbagai kalangan. Ada
dari mbok-mbok, emak-emak mapun bapak-bapak. Parbowo dan Sandi pun sampai
terharu menyambut antusiasme para pendukungnya ini. Tidak heran bila ada
pemandangan Sandi menggendong uang dalam bungkusan pelastik saat kampanye yang
diserahkan para pendukungnya.
Selain dari
masyarakat, Prabowo khususnya juga mendapat sambutan dari tokoh-tokoh terkenal.
Sebelum berkampanye di Daerah Istimewa Yogyakarta, Parbowo diterima oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono X. Di Jawa Barat dia didukung oleh mantan gubernur Ahmad
Heryawan. Kemudian di Surabaya dia mendapat tambahan dukungan dari mantan
Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan mantan menteri Dahlan Iskan serta juga mantan
gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.
Melihat dari
dukungan yang muncul dari berbagai lapisan itu menjadi fakta Prabowo sangat
dikehendaki untuk menjadi presiden. Dia bisa dibilang sebagai presiden de
facto. Bila ini terbukti maka hari pencoblosan pada 17 April 2019 bisa menjadi
penentuan bagi Prabowo untuk mengukuhkan diri sebagai presiden secara de jure. Kemenangan
berdasarkan penetapan Komisi Pemilihan Umum akan menobatkan Prabowo sebagai
presiden de jure.
Namun selagi belum ada pengumumkan resmi dari KPU seiapa
pemenang Pilpres 2019 maka belum ada
yang bisa mengklaim sebagai presiden de jure. Termasuk Prabowo meskipun sudah
mendapat dukungan luar biasa selama kampanye. Apalagi pihak Jokowi juga
mempunyai pendukung yang tidak kecil.
Selain itu Jokowi merupakan calon petahana. Ada beberapa keuntungan
yang mampu mengantarkan Jokowi untuk
meraih keunggulan secara de jure. Apalagi beberapa lembaga survei juga bisa
dijadikan dasar bagi Jokowi – Ma’ruf untuk meraih pengakuan de jure.
Jadi bila ingin aman untuk dinobatkan diri sebagai pemenang
de facto dan de jure, Parbowo – Sandi harus mampu menang dalam penghitungan
suara. Kemenangan pun harus lebih
dari lima persen. Untuk itu massa pendukung Prabowo – Sandi yang begitu
antusias dan militan memberikan dukungan selama kampanye perlu mewujudkan
antusiasme dan miltansinya itu dengan memberikan dukungan penuh pada hari
pencoblosan. Dengan demikian, hembusan angin perubahan yang bertiup dari
berbagai daerah selama kampanye akan menyatu menjadi gelombang besar secara
nasional. ***
* Gungde
Ariwangsa – wartawan suarakarya.id pemegang kartu UKW Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar